Fakta yang Tidak Banyak Diketahui Orang, Kertas Cokelat Pembungkus Makanan Ini Sangat Berbahaya untuk Kesehatan. Waspadalah!!!
BINARASA - Kebanyakan makanan yang dijajakan di pinggir jalan sering kali dikemas dalam kertas pembungkus berwarna cokelat. Gorengan bahkan dikemas dalam kertas bekas pakai atau kertas koran.
Nah, untuk itu saat jam makan siang nanti, sebaiknya Anda jangan lupa untuk memindahkan makanan tersebut ke piring biasa. Pasalnya sejumlah penelitian menemukan bahwa kertas pembungkus makanan tersebut mengandung BPA yang diyakini berbahaya bagi tubuh. Ingin tahu lebih lanjut? Simak ulasannya berikut ini!
BPA Tidak Hanya Ada di Plastik, juga ada di Kertas Pembungkus Makanan
BPA atau bisphenol A adalah bahan kimia yang sering digunakan sebagai bahan pembuat wadah makan, bukan hanya plastik, tetapi juga kertas.
Awalnya BPA digunakan pada wadah makanan kaleng agar kaleng tersebut tidak mudah berkarat.
Namun, dilansir dari WebMD, Kurunthachalam Kannan, Ph.D., seorang ilmuwan riset di New York State Department of Health, menyatakan bahwa BPA juga terkandung pada kertas pembungkus makanan dengan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi.
Baca juga:
• 5 Cara yang Salah dalam Memakai Kondom, dan Bisa Berakibat Fatal
• Kegunaan Kulit Pisang yang Tidak Disangka-sangka, Anda Harus Tahu!
• Memanfaatkan Alang-alang Air untuk Kesehatan
Kadar BPA tinggi pada umumnya terdapat dalam kertas pembungkus makanan yang merupakan hasil daur ulang.
Bubuk BPA digunakan untuk melapisi kertas supaya lebih tahan terhadap panas.
Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering terdapat pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket.
Risiko kesehatan dari BPA
Saat BPA masuk ke dalam tubuh, zat tersebut dapat meniru fungsi dan struktur hormon esterogen. Karena kemampuannya tersebut, BPA dapat memengaruhi proses tubuh, seperti pertumbuhan, perbaikan sel, perkembangan janin, tingkat energi dan reproduksi. Selain itu, BPA mungkin juga memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan reseptor hormon lainnya, seperti reseptor hormon tiroid.
Jadi Apakah Penggunaan BPA Dilarang?
Sampai saat ini banyak pakar kesehatan yang masih mempertanyakan perihal keamanan BOA. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, China, Korea Selatan, dan negara lainnya sudah membatasi penggunaan BPA.
Dilansir dari Healthline bahwa 92% penelitian independen menemukan dampak negatif penggunaan BPA pada kesehatan.
Sejauh ini, para pakar kesehatan menduga bahwa BPA dapat memunculkan beragam efek negatif sebagai berikut:
- Risiko keguguran meningkat tiga kali lipat pada wanita hamil yang terpapar BPA. Selain itu, wanita usia subur yang terpapar BPA dilaporkan mengalami penurunan produksi sel telur sehat dan berisiko 2 kali lebih tinggi untuk sulit hamil.
- Pada pasangan yang menjalani program bayi tabung, pria yang terpapar BPA berisiko hingga 30-46 persen untuk menghasilkan embrio berkualitas rendah karena jumlah sperma yang dimilikinya rendah.
- Pria pekerja pabrik manufaktur BPA di Cina mengalami sulit ereksi dan sulit orgasme hingga 4,5 kali lipat daripada pria yang tidak bekerja di pabrik BPA.
- Anak yang lahir dari ibu dengan paparan BPA tinggi ditemukan lebih hiperaktif, agresif, serta rentan cemas dan depresi.
- Paparan BPA pada pria meningkatkan risiko kanker prostat dan kanker payudara pada wanita, karena BPA memengaruhi perkembangan prostat dan jaringan payudara.
Baca juga: Inilah 6 Tanaman yang Ampuh Menetralisir Asap Rokok dan Udara Kotor Lainnya
Tetap saja, lebih baik mencegah daripada mengobati. Mengurangi penggunaan wadah yang mengandung BPA, khususnya juga kertas pembungkus makanan, adalah langkah terbaik yang bisa Anda lakukan.
Jika sudah terlanjur menggunakan kertas pembungkus makanan, maka jangan biarkan makanan Anda terlalu lama terbungkus di dalamnya. Segera pindahkan ke piring makan atau wadah lainnya.[1]
Kertas Cokelat Pembungkus Makanan Berbahaya, Ini Alternatif Penggantinya
Untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan, ada beberapa kemasan yang bisa digunakan untuk mengemas makanan agar jauh lebih higenis dan aman. Dan berikut alternatif pembungkus makanan yang kami rekomendasikan untuk Anda, seperti yang kami kutipkan dari laman Popmama.Com [2] di bawah ini:
1. Kemasan Kaleng
Meskipun memiliki kekurangan karena rawan penyok, kaleng atau kemasan berbahan stainless steal juga sangat aman digunakan untuk menegamas makanan cepat saji.
© Foto: Freepik/awesomecontent |
2. Kemasan yang Sudah Teruji Food Grade
Tempat makan food grade artinya sudah dilakukan uji coba oleh BPOM. Sehingga kemungkinan bahan-bahan berbahayanya lebih sedikit, atau kecil kemungkinan mengalami pelepasan senyawa yang tentunya lebih aman.
3. Kemasan Berbahan Alumunium Foil
Sebagai kemasan makanan, alumunium foil memiliki sifat hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya. Dengan begitu maka alumunium foil dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang berlemak dan yang peka terhadap cahaya. Seperti margarin dan yogurt.
4. Kemasan Karton Box
Kemasan satu ini juga banyak dijumpai jika kita membeli makanan di tempat makan.
Kemasan berbahan karton box biasanya terbuat dari satu atau beberapa lembar kertas kraft liner dan kertas medium sebagai lapisan gelombangnya. Kemasan ini mampu menjaga makanan yang ada di dalamnya dari paparan cahaya, udara, dan bakteri.
Itulah alternatif kemasan makanan yang bisa Anda gunakan sebagai pengganti kertas cokelat. Meskipun terbilang lebih mahal dari pembungkus kertas cokelat, toh tidak ada salahnya jika memberikan yang terbaik untuk tubuh Anda.
Sumber:
1. Hellosehat.Com
2. Popmama.Com
Fakta yang Tidak Banyak Diketahui Orang, Kertas Cokelat Pembungkus Makanan Ini Sangat Berbahaya untuk Kesehatan. Waspadalah!!!
Reviewed by Tabib Wira
on
19:33
Rating: