Amankah Kopi Joss Khas Jogja yang Melegenda Ini untuk Kesehatan? Ini Faktanya
BINARASA - Kopi joss merupakan salah satu sajian kuliner khas Yogyakarta. Kopi ini diracik dari bahan kopi biasa dengan campuran arang yang masih membara.
Setiap wisatawan yang pecinta kopi, singgah di Kota Pelajar tak lengkap rasanya bila tidak mampir di angkringan kopi joss. Namun, siapa sangka bila kopi joss Yogyakarta ternyata pertama kali dibuat oleh pedagang asal Klaten, Jawa Tengah.
Inilah Asal Usul Kopi Joss Khas Jogja yang Mempunyai Segudang Manfaat untuk Kesehatan
Inilah Asal Usul Kopi Joss Khas Jogja yang Mempunyai Segudang Manfaat untuk Kesehatan
Dikutip dari laman Merah Putih. Com, bahwa cikal bakal kopi jos berawal dari salah satu pedagang angkringan di kawasan Stasiun Tugu Kota Yogyakarta, yaitu Angkringan Lek Man.
Faktanya Lek Man merupakan orang yang pertama kali meracik kopi joss.
Awalnya, Lek Man hanya berdagang angkringan biasa. Karena posisinya yang dekat dengan stasiun, pelanggan angkringan ini banyak dari mereka yang bekerja di perkeretaapian. Seperti petugas keamanan stasiun, petugas mekanik, petugas kebersihan stasiun, hingga masinis. Mereka kebanyakan berasal dari Jawa Timur.
Banyak pelanggan dari mereka yang bekerja di stasiun itu kerap meminta kopi kothok. Kopi ini merupakan kopi khas Jawa Timur.
Rahasia penyajian kopi kothok sangatlah unik, yaitu dengan merebus langsung biji kopi bersama gula, atau tidak diseduh air panas seperti biasa menyeduh kopi. Disebut juga di-kothok atau juga rebus, air rebusan kopi itulah yang disajikan.
"Waktu itu, tahun 1980-an, pelanggannya minta kopi kothok-kopi kothok. Karena Lek Man tidak bisa membuat kopi kotok, terus ya dibuat itu kopi campuran arang menyala," kata Pak Aleks, adik Lek Man, saat bercerita kepada Merah Putih. com, Senin (1/2) malam
Sejak saat itu, satu dua pelanggan kerap meminta kopi arang menyala ala Lek Man. "Lama kelamaan, banyak yang bilang kopi yang ngejoss Lek Man enak. Lama-lama kopinya dibilang kopi joss. Sampai sekarang namanya jadi kopi joss," katanya, sembari meracik kopi joss pesanan pelanggan.
Jika dilihat profil keahliannya, ternyata Lek Man adalah anak pedagang angkringan. Ayahnya telah berdagang angkringan sejak tahun 1950. Pria bernama lengkap Siswo Raharjo itu lantas mewarisi dagangan ayahnya pada 1969. "Kakak saya jualan di sini 40 tahunan," kata Pak Aleks dengan dialek khas Jawa.
Kini resep kopi ala Lek Man telah menyebar. Di sekitaran kawasan Stasiun Tugu, angkringan kopi joss sudah merebak bak jamur. Seiring itu pula, Lek Man kini mewarisi dagangannya ke adiknya, Pak Aleks. "Kakak saya sekarang di rumah aja. Ya sudah tua, jadi saya yang nerusin," katanya. *Merahputih
Kopi Arang Jadi Hits Beberapa Tahun Terakhir di Jogja, Amankah untuk Kesehatan?
"Waktu itu, tahun 1980-an, pelanggannya minta kopi kothok-kopi kothok. Karena Lek Man tidak bisa membuat kopi kotok, terus ya dibuat itu kopi campuran arang menyala," kata Pak Aleks, adik Lek Man, saat bercerita kepada Merah Putih. com, Senin (1/2) malam
Sejak saat itu, satu dua pelanggan kerap meminta kopi arang menyala ala Lek Man. "Lama kelamaan, banyak yang bilang kopi yang ngejoss Lek Man enak. Lama-lama kopinya dibilang kopi joss. Sampai sekarang namanya jadi kopi joss," katanya, sembari meracik kopi joss pesanan pelanggan.
Jika dilihat profil keahliannya, ternyata Lek Man adalah anak pedagang angkringan. Ayahnya telah berdagang angkringan sejak tahun 1950. Pria bernama lengkap Siswo Raharjo itu lantas mewarisi dagangan ayahnya pada 1969. "Kakak saya jualan di sini 40 tahunan," kata Pak Aleks dengan dialek khas Jawa.
Kini resep kopi ala Lek Man telah menyebar. Di sekitaran kawasan Stasiun Tugu, angkringan kopi joss sudah merebak bak jamur. Seiring itu pula, Lek Man kini mewarisi dagangannya ke adiknya, Pak Aleks. "Kakak saya sekarang di rumah aja. Ya sudah tua, jadi saya yang nerusin," katanya. *Merahputih
Kopi Arang Jadi Hits Beberapa Tahun Terakhir di Jogja, Amankah untuk Kesehatan?
Arang dibakar di atas suhu sekitar 250 derajat celcius, secara alami akan merubah arang menjadi karbon aktif yang berfungsi mengikat polutan dan racun yang ada dalam tubuh.
Faktanya, arang atau karbon aktif sudah dikenal ampuh sebagai obat alami anti racun.
Di negara maju sekalipun seperti Amerika Serikat, arang diracik sedemikian rupa sebagai bahan dasar utama pembuatan obat anti racun dalam bentuk suspensi tablet kunyah, cairan, pil dan bubuk?
Mengutip dari situs berita CNN, Kent Olson, selaku direktur medis di San Francisco Poison Control System dan profesor klinis di Universitas California, San Francisco mengungkap, arang aktif sudah digunakan sejak dulu untuk mengatasi masalah pencernaan.
Faktanya, arang atau karbon aktif sudah dikenal ampuh sebagai obat alami anti racun.
Di negara maju sekalipun seperti Amerika Serikat, arang diracik sedemikian rupa sebagai bahan dasar utama pembuatan obat anti racun dalam bentuk suspensi tablet kunyah, cairan, pil dan bubuk?
Mengutip dari situs berita CNN, Kent Olson, selaku direktur medis di San Francisco Poison Control System dan profesor klinis di Universitas California, San Francisco mengungkap, arang aktif sudah digunakan sejak dulu untuk mengatasi masalah pencernaan.
Arang juga mengandung zat sorbitol. Suatu zat sebagai pencahar perut dengan proses menyerap racun secara alami dan membuangnya secara alami pula dari saluran pencernaan.
Arang juga berkhasiat mengobati penyakit gastritis (asam lmbung), kembung, masuk angin dan panas dalam.
Bahkan arang yang dicampur dalam kopi joss bisa mengikat kadar kafein berlebih dalam kopi.
Nah, itulah manfaat 'Kopi Joss Khas Jogja' untuk kesehatan.
Jadi, jika Anda sedang di Jogja, jangan ragu yah untuk mencicipi kopi Joss. Pokoe Joss!
Arang juga berkhasiat mengobati penyakit gastritis (asam lmbung), kembung, masuk angin dan panas dalam.
Bahkan arang yang dicampur dalam kopi joss bisa mengikat kadar kafein berlebih dalam kopi.
Nah, itulah manfaat 'Kopi Joss Khas Jogja' untuk kesehatan.
Jadi, jika Anda sedang di Jogja, jangan ragu yah untuk mencicipi kopi Joss. Pokoe Joss!
Amankah Kopi Joss Khas Jogja yang Melegenda Ini untuk Kesehatan? Ini Faktanya
Reviewed by Tabib Wira
on
17:54
Rating: