Ada Residu Pestisida di Mi Instan yang Anda Makan, Ini Fakta & Datanya

BINAHUSSADA - Seperti dalam pemberitaan sebelumnya, bahwa mie "Sedap", salah satu trend ternama mie instan asal Indonesia, tidak bisa masuk Taiwan. Badan Pengawas Obat dan Makanan setempat memblokir pengiriman, sebab mi instan terdeteksi mengandung residu pestisida berlebihan.
Meski begitu, Marketing Manager Noodle Category Wings Food Katria Arintya Anindyantari membantah temuan tersebut.
"Produk Mie Sedaap tidak mengandung residu pestisida. Penahanan Mie Sedaap di negara Taiwan tidak ada kaitannya dengan hal tersebut. Penahanan produk yang terjadi dikarenakan adanya perbedaan regulasi yang diterapkan oleh regulator setempat," jelas Arintya pada CNNIndonesia.com, Rabu (6/7).
Faktanya, selama ini pestisida dikenal sebagai bahan kimia yang digunakan petani untuk menjauhkan tanamannya dari serangan hama. Namun, residunya masih bisa terbawa hingga produk turunan tanaman tersebut.
Seperti dilansir dari laman Centre for Food Safety milik pemerintah Hongkong, residu pestisida bisa ditemukan di daftar produk makanan karena:
1. Penggunaan pestisida secara langsung pada tanaman pangan
2. Pemberian pakan pada hewan ternak berupa tanaman pangan yang diberi pestisida
3. Kontaminasi lingkungan
Residu pestisida yang berlebihan pada makanan bisa disebabkan oleh perdagangan yang tidak memperhatikan praktik pertanian yang baik. Misalnya saja penggunaan pestisida secara berlebih.
Selain itu, kemungkinan petani juga tidak memberikan waktu yang cukup agar pestisida terurai sebelum panen.
Cek datanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada lebih dari seribu pestisida yang digunakan di seluruh dunia. Tiap pestisida memiliki tingkat toksisitas berbeda.
Pestisida DDT (dichlorodiphenyltrichloroethane) telah dilarang oleh negara-negara yang mengadopsi Konvensi Stockholm 2001. DDT bisa bertahan selama bertahun-tahun di tanah dan air.
Kemudian melihat fungsinya, insektisida lebih beracun bagi manusia dibanding herbisida.
Secara umum, residu pestisida dalam jumlah berlebihan akan beracun bagi manusia. Dampak kesehatan jangka panjang bisa menyebabkan kanker, gangguan kesuburan, masalah sistem kekebalan, dan saraf. (Sumber: CNN Indonesia)
Seperti dilansir dari laman Centre for Food Safety milik pemerintah Hongkong, residu pestisida bisa ditemukan di daftar produk makanan karena:
1. Penggunaan pestisida secara langsung pada tanaman pangan
2. Pemberian pakan pada hewan ternak berupa tanaman pangan yang diberi pestisida
3. Kontaminasi lingkungan
Residu pestisida yang berlebihan pada makanan bisa disebabkan oleh perdagangan yang tidak memperhatikan praktik pertanian yang baik. Misalnya saja penggunaan pestisida secara berlebih.
Selain itu, kemungkinan petani juga tidak memberikan waktu yang cukup agar pestisida terurai sebelum panen.
Apa bahaya residu pestisida terhadap kesehatan?Residu pestisida pada makanan bisa membuat seseorang mengalami keracunan.
Cek datanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada lebih dari seribu pestisida yang digunakan di seluruh dunia. Tiap pestisida memiliki tingkat toksisitas berbeda.
Pestisida DDT (dichlorodiphenyltrichloroethane) telah dilarang oleh negara-negara yang mengadopsi Konvensi Stockholm 2001. DDT bisa bertahan selama bertahun-tahun di tanah dan air.
Kemudian melihat fungsinya, insektisida lebih beracun bagi manusia dibanding herbisida.
Secara umum, residu pestisida dalam jumlah berlebihan akan beracun bagi manusia. Dampak kesehatan jangka panjang bisa menyebabkan kanker, gangguan kesuburan, masalah sistem kekebalan, dan saraf. (Sumber: CNN Indonesia)
Ada Residu Pestisida di Mi Instan yang Anda Makan, Ini Fakta & Datanya
Reviewed by Tabib Wira
on
01:33
Rating:
